Di Indonesia, hunian yang menghadap selatan telah seringkali dianggap pakem
bagi pakar arsitektur karena beberapa hal mendasar, seperti pencahayaan
yang teduh serta aliran angin yang memadai. Dengan menghadap ke arah
selatan, sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat tetap masuk
namun panasnya tidak masuk langsung. Hal ini berbeda dengan hunian
menghadap barat yang seringkali dihindari dengan alasan masuknya hawa
panas bersamaan dengan sinar matahari di sore hari.
Namun masalahnya sebuah pemilihan arah hadap rumah tidak bisa
selamanya ideal. Terlebih lagi apabila rumah tersebut telah jadi dan
siap dihuni (atau bahkan itu adalah rumah tercinta yang Anda tempati
sekarang). Pertanyaannya, bagaimana jika rumah Anda 'terpaksa' menghadap
ke arah selain selatan, bahkan menghadap barat? Mungkinkah permasalahan
tersebut dapat dihindari? Mari kita simak kiat-kiat yang disampaikan
oleh seorang arsitek studio berbasis arsitektur hijau, Denny Setiawan,
dalam menjawab permasalahan Catur Wicaksono, salah seorang pemilik rumah
tinggal yang menghadap barat.
Permasalahan utama rumah yang menghadap barat adalah masuknya sinar matahari langsung ke dalam rumah, yaitu pada siang
hari, sekitar pukul 14.00 hingga sore hari 16.30 WIB. Keadaan ini akan
menyebabkan meningkatnya panas di dalam rumah, bahkan taman rumput di
depan rumah pun akan terasa sangat panas. Tentu saja hal seperti ini
sangat mengganggu dan dapat berdampak bagi kenyamanan para penghuninya.
Menurut Denny Setiawan, banyak hal bisa dilakukan untuk mengusir panas pada lingkungan rumah tinggal, baik saat proses desain atau bahkan ketika rumah sudah telanjur berdiri. Hal tersebut dapat dimulai dari memasang kisi-kisi sampai membuat bukaan serong.
Kisi-kisi dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengurangi
intensitas panas matahari yang masuk ke dalam rumah. Fungsinya adalah
sebagai secondary skin. Ia akan menghalangi panas
matahari menerobos masuk ke ruang privat yang tentu saja lebih
diharapkan teduh daripada gerah. Selain dari segi fungsinya, peletakan
kisi-kisi yang tepat dapat menambah estetika hunian dan awet. Bahkan
apabila pemilihan material kayu dan besi cukup berkualitas, kisi-kisi
dapat bertahan lebih dari 10 tahun.
Selain kisi-kisi, ketinggian plafon juga dapat mendatangkan kesan lapang dan menjadikan hawa yang lebih adem.
Alasannya adalah karena hawa panas selalu naik ke atas. ''Ketika tempat
berkumpulnya hawa panas jauh dari permukaan lantai, otomatis hawa panas
tidak mengganggu aktivitas penghuni rumah,'' jelas Denny Setiawan.
Meski demikian, bukan berarti Anda disarankan untuk membangun plafon
setinggi mungkin. Anda cuma perlu membangunnya dengan ketinggian
proporsional.
Kiat berikutnya yang dapat diusahakan untuk menciptakan hunian yang lebih adem, dapat dicapai dengan ventilasi silang.
Caranya adalah dengan memberikan bukaan (contohnya jendela) pada dua
dinding yang berbeda. Dengan ventilasi silang, udara dapat mengalir
lebih lancar. ''Tiap ruang mesti punya jendela. Sayangnya, kini banyak
rumah dibangun penuh tanpa menyisakan taman belakang. Itulah yang
membuat rumah makin gerah. Intinya, tiap ruang harus bersentuhan
langsung dengan udara luar. Tanpa adanya cross ventilation, plafon
tinggi tak ada gunanya,'' kata sang arsitek menegaskan.
AC bukanlah jawaban yang terbaik
Menggunakan mesin penyejuk udara (AC) memang solusi singkat yang
dipilih banyak orang. Tetapi, pilihan itu mendatangkan masalah baru:
tagihan listrik yang membengkak. Di samping itu, adanya kompresor AC di
luar ruang justru akan membuat udara sekelilingnya menjadi lebih panas.
Padahal hunian di iklim tropis semestinya dapat dibangun dengan tidak
mengandalkan AC sebagai pengusir hawa panas.
Untuk mendukung fungsinya, kisi-kisi dapat dikombinasikan dengan
menambahkan tanaman rambat sebagai tirai di muka rumah sehingga semakin
efektif untuk dapat mengusir hawa panas. Dana yang dibutuhkan pun masih
cukup wajar dan terjangkau, hanya perlu disiram tentunya.
Anda dapat mewujudkan taman vertikal yang memanjakan mata serta
menyejukkan atmosfer sekitar rumah. Selain cantik, tanaman pun lebih
fungsional karena dapat meredam panas di area sekitar hunian. Jadi,
jangan remehkan fungsi vegetasi di halaman rumah, karena ternyata
halaman juga dapat berupa dinding itu sendiri. Denny pun menambahkan,
bahwa dengan memanfaatkan vegetasi sebagai dinding, penghuni rumah akan
mendapatkan pasokan oksigen plus peredam panas yang baik.
Pembagian ruang di hunian Anda juga dapat menjadi
salah satu kunci untuk menyiasati hawa panas Usahakan agar ruang utama
alias ruang yang dijadikan tempat beraktivitas, tidak diposisikan di
area yang lama terkena sinar matahari supaya Anda tidak terlalu merasa
gerah saat beraktivitas di ruang keluarga atau kamar tidur. Nah, sebagai
gantinya, posisikan area servis di bagian depan. Panas yang menyengat
dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian atau menerangi dapur serta
area mencuci. Agar tampak depan rumah tidak terlihat berantakan,
diperlukan kamuflase, misalkan dengan sebuah dinding taman vertikal.
Selain cara-cara tersebut, pastikan Anda meminimalkan jendela yang
menghadap barat dan menambahkan jendela yang menghadap ke arah utara
atau selatan. Namun apabila tidak memungkinkan mengurangi jendela yang
menghadap barat, bukaan yang menyerong 30 derajat hingga 45 derajat dapat menjadi trik jitu yang menghasilkan
keteduhan dalam rumah. Dengan begitu, panas matahari tidak secara
langsung menyeruak ke ruang-ruang pribadi Anda. ''Prinsipnya, cahaya
matahari memang diperlukan, tetapi panasnya harus kita buang'', ujar
Denny menyimpulkan. (AA)
Mengamankan Bangunan dengan IMB
Sebelum mulai mendirikan rumah, Anda harus terlebih dahulu
mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dengan berbekal IMB Anda
akan dapat dengan tenang mendirikan rumah tanpa takut dirobohkan ataupun
digusur.
Pengurusan IMB dapat Anda lakukan di tingkat kecamatan baik diurus
sendiri ataupun melalui kontraktor dan biro pengurusan IMB dengan
mengajukan:
- surat tanah atau akte tanah
- tanda pengenal pemilik (KTP)
- bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
- gambar kerja oleh arsitek
- perhitungan struktur bangunan
Dalam proses pengurusan IMB, Anda harus membayar retribusi IMB yang
dihitung berdasarkan luasan lantai bangunan dan harga dasar bangunan.
Selain biaya retribusi, ada juga biaya pengawasan, pendaftaran, dan
pengukuran & pemetaan senilai 15 persen dari biaya retribusi. Dalam
pemrosesan permohonan IMB terkadang akan ada petugas dari kantor tata
kota yang memeriksa lokasi bangunan Anda untuk memastikan kesesuaian
izin dengan keadaan lokasi.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar